Rabu, 15 Oktober 2008

Sarang Walet

Setelah lama nggak posting, ini saya posting satu lagi peluang bisnis yang saya sampai kelupaan. Bapak saya menekuni bisnis sarang walet walaupun masih lokalan di daerah Jogja dan Jateng, mungkin ada pembaca yang juga menekuni bisnis yang sama bisa untuk saling bertukar informasi dan kerjasama.
Kebetulan dirumah ada contoh sarang yang saya foto pake HP seperti berikut :

Jumat, 19 September 2008

Plester Gypsum / Textile Gypsum



Hari ini saya dapet kiriman dari temen di Jakarta, sebuah paket sample Plester gypsum. Kegunaan Plester ini adalah untuk menutup sela atau nat antar gypsum pada plafon rumah sehingga tidak ada celah pada plafon, dengan spesifikasi lebar lk 2,5 cm dan panjang lk 50 cm dengan harga Rp. 5.900. Temen saya tersebut menantang saya untuk menjual di Jogja, karena pasar tersebut relatif terbatas dan hanya tukang gypsum atau toko besi aja yang butuh.
Moga saya bisa menjawab tantangan tersebut, Insya Allah saya "BISA" kalo orang jualan racun tikus aja bisa masak saya nggak bisa sih.... bulan depan saya bisa jual 500 rol sebagai permulaan, Insya Allah.

Rabu, 17 September 2008

Kaos anak bergambar tradisional

Satu lagi kaos bikinan dari Jogja yang cukup unik untuk dimiliki dan dipakai oleh anak anak, agar tetap tahu tradisi dan mainan pada masa sebelumnya. Kaos bikinan "Megatruh" ini mengusung gambar yang berbau tradisional, ada anak "ngguyang" (mandiin) kerbau/sapi, lompat tali (yeye), gasing dan masih banyak lagi.
Kaos ini dibuat dari katun yang cukup tebal dengan harga yang relatif murah, cuman 35.000 rupiah per potong, terdiri dari ukuran M (3-4th), L (4-5 th), XL(5-6 th).
Kalo ada yang mo pesen bisa hubungi saya deh, ntar saya kirim.





Sabtu, 13 September 2008

Belajar dari penjual racun tikus

Sebagai karyawan (comfort zone) kadang saya merasa sulit ketika akan belajar untuk memulai usaha, ketika mau jadi reseller selimut jepang dan ngobrol dengan temen2 sesama karyawan, bukan dukungan yang didapat tetapi malah pertanyaan yang membikin semakin ragu untuk “take action”. Pertanyaannya adalah “ yang mo beli siapa? “ karena semua orang pasti sudah punya dan selimut bukan merupakan kebutuhan pokok yang dibeli setiap setahun atau dua tahun sekali. Dengan adanya pertanyaan seperti itu kadang selalu membikin kita ragu untuk memulai usaha, apapun bentuknya (apalagi bagi karyawan seperti saya).

Tetapi ada satu pelajaran sepele yang bisa saya ambil dari seorang penjual racun tikus. Setiap pulang kerja setiap hari saya selalu melihat seorang anak muda yang jualan racun tikus diatas sepeda motornya. Dengan kisaran harga 12 ribuan mungkin satu biji bisa untung 3-4 ribu. Saya yakin penjual tersebut tidak peduli dengan pertanyaan seperti temen saya “siapa yang mo beli racun tikus?”
Memang ada tikus yang mau bunuh diri ? Tidak semua orang butuh racun tikus, bahkan saya yakin banyak diantara kita yang bahkan belum pernah mendengar atau lihat wujudnya. So, sapa yang mo beli racun tikus ? tuh kan pertanyaannya sama.

Tapi pelajaran yang bisa saya ambil adalah penjual tersebut “take action” dulu nggak usah dipelajari masalah strategy, demand dan lain-lainnya. Dan nyatanya udah berbulan-bulan dia masih “survive” dan tetap jualan di tempat tersebut, berarti dengan jualan racun tikus tersebut yang kayaknya nggak ada konsumen sama sekali dia bisa membuktikan bahwa “take action miracle happen” walaupun “just little miracle”.

Lalu apalagi yang menjadi hambatan kita untuk memulai usaha ? Ayo segeralah mulai berusaha dan tunggu keajaiban yang akan (pasti) menghampiri kita .

Senin, 08 September 2008

Wasiat Untuk Umat Muslim

Postingan telah dihapus karena ada pencerahan "Ahma Lutfi" Tengkyu

Senin, 25 Agustus 2008

Strategi Pemasaran Bakpia Pathuk

Bakpia Pathuk adalah salah satu alternatif oleh-oleh yang khas dari Jogja (selain gudeg dan kenangannya lho) Kalo Bapak Ibu yang dari luar jogja pernah jalan-jalan ke Malioboro ataupun ke Pasar Beringharjo atau ke Kraton pasti pernah ditawari oleh abang becak atau andong dengan kalimat "Bakphia Pathuk ongkosnya seribu" padahal kalo ongkos normal paling tidak seharga duaribu limaratus.
Mengapa para tukang becak dan tukang andong mau mengantar cuman dengan beaya 1000 rupiah ? Rahasianya ternyata karena mereka secara langsung ataupun tidak langsung telah menjadi garda depan dalam penjualan Bakpia Pathuk (khususnya Bakpia Pathuk 25).
Dalam persaingan penjualan Bakpia Pathuk yang begitu ketat (sepanjang jalan KS Tubun kurang lebih 800 m hampir semua jualan Bakpia)ada sebuah merek Bakpia yaitu Bakpia 25 yang bertempat di Pasar Pathuk yang punya strategi pemasaran yang cukup jitu. Setiap ada kendaraan umum yang mengantar penumpang (becak, andong, taksi atau bis) untuk belanja Bakpia 25 akan diberikan komisi sebesar kurang lebih 2000 rupiah per dus isi 20 biji. Jadi kalo penumpangnya belanja 5 dus maka bonusnya paling tidak 10 ribu rupiah, lumayan kan ? Makanya mereka berani menekan ongkos becaknya cuman seribu rupiah. Dan hal tersebut telah menjadi rahasia umum para abang-abang becak sehingga kalo ada pembeli yang minta diantar untuk beli Bakpia pasti mereka akan langsung mengantar ke Bakpia Pathuk 25. Win-win Situation yah ?

Sabtu, 23 Agustus 2008

Beli rumah tanpa keluar uang ??!!

Saya yakin kita sering melihat, membaca atau mendengar kalimat seperti pada judul diatas, atau ada yang belum pernah mendengar sama sekali ? Kalimat itu sering di kemukakan oleh para investor ataupun motivator seperti Robert Kiyosaki ataupun James kalo di Indonesia yang telah berhasil membeli properti seharga milyaran tanpa keluar uang malah dapat cashback.
Saya juga sangat yakin banyak yang membantah atau bahkan mencibir hal tersebut, karena dianggap sesuatu yang mustahil. Tapi bagi yang mau belajar ternyata sesuatu yang kelihatan nya mustahil akan menjadi sesuatu yang wajar apabila kita tahu rahasianya. Dan rahasia tersebut telah dibahas secara cukup detail oleh Pak Budi Rahmat. Mereka telah berhasil untuk membeli rumah tanpa keluar uang dengan nilai ratusan juta ataupun milyaran yang masih sulit diterima akal sehat dan normal (maaf bukan berarti yang bisa menerima itu tidak sehat dan tidak normal lho).
Saya ingin memberikan sebuah contoh sederhana yang telah saya praktekkan.
Ketika saya pingin punya rumah tapi tabungan nggak mencukupi, maka pilihan yang paling mungkin adalah utang di bank. Agar rumah yang akan dibangun tidak menjadi liabiliti maka harus ada rencana cerdas untuk mengantisipasinya. Pilihannya adalah rumah sekaligus tempat usaha. Saya kemudian mengajukan utang senilai 35 juta dengan lama kredit 8 tahun dengan angsuran 730 ribu perbulan (alhamdulillah saya PNS jadi lebih mudah untuk nyari utang). Dengan prinsip "asal rumah bisa ditempati" dengan dana tersebut dan tambahan dari sedikit tabungan maka jadilah rumah seperti ini

Agar rumah tersebut berubah menjadi asset maka dari awal sudah saya konsep sebuah warung untuk jualan. Dan alhamdulillah dari warung tersebut saat ini telah memberikan income yang lebih dari cukup untuk membayar angsuran ke bank sebesar 730 ribu rupiah per bulan. Artinya saya bikin rumah dengan bantuan pinjaman dari bank dan konsumen yang membayar cicilannya bahkan saya masih dapat sisa uang lebih. Cukup sederhana kan ? Dan saya yakin konsep semacam itu yang diterapkan oleh orang-orang yang percaya dengan "beli rumah tanpa keluar duit" hanya dalam skala dan volume yang berbeda2 tergantung kemampuan masing-masing, ada yang ribuan, jutaan, bahkan milyaran.

Selasa, 12 Agustus 2008

TDA, TDB or Both ?

Membaca tulisan teman-teman yang sudah full TDA terkadang kepingin juga jadi seperti mereka. Tapi kalo mo ninggalin dunia TDB sayang juga. Kalo nyambi (amphibi) enak juga ya, tapi memang nggak bisa maksimal, kerja dikantor cuman mikirin usaha melulu, jualan jadi nggak maksimal karena cuman nyuri-nyuri waktu di kantor. So what I should do?
Pengalaman adalah guru yang paling baik tapi akan lebih baik kalo kita bisa menggunakan pengalaman orang lain untuk merencanakan langkah-langkah kita agar tidak sampai “jatuh” dan menyesali keputusan yang akan kita ambil.
Makanya ini adalah taraf pembelajaran bagi saya untuk belajar dari pengalaman teman-teman blogger supaya saya bisa memutuskan yang terbaik. Let it flows….. belajar lagi ahhh

Selasa, 05 Agustus 2008

Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kebetulan saya punya tetangga yang terbilang cukup ulet juga dia bisa “from nothing to something”. Usia sebaya dengan saya, dia cenderung senang dengan peternakan, dulu pernah piara ayam, sapi dan terakhir kambing. Semangatnya yang luar biasa membuat dia tidak pernah berhenti belajar. Begitu juga dengan kambing, dia belajar baik dengan membaca buku maupun berteman dengan orang-orang yang telah lama piara kambing. Kambing yang dipiara bukan kambing biasa tp kambing PE (Peranakan Etawa) yang harganya cukup mahal dan biasa utk dilombakan penampilannya. Setelah cukup lama dan berpengalaman dia berani mulai tampil dalam lomba ternyata ada beberapa kambingnya yang menang lomba tingkat Kabupaten dan mewakili sampai ke Lampung. Harga kambing PE yang pernah menang lomba ternyata bisa sampai puluhan juta rupiah. Pernah ada yang ditawar 25 juta rupiah tapi blm dikasih….

Sabtu, 02 Agustus 2008

Blog Walking

Luarr Biasaaa.
Hanya itu yang dapat terucap saat ini. Saya sudah berhadapan setiap hari dengan internet lebih kurang selama 5 tahun gratis (fasilitas kantor/TDB) tetapi baru ngeh dengan yang namanya blog sekitar 3 bulan ini (agak gaptek juga nih).
Dan sekarang lagi belajar ngeblog dan suka blogwalking...
Luar biasa ilmu yang saya dapat dengan blogwalking, selain nambah teman, juga nambah ilmu yang belum pernah didapet di sekolahan dulu... yang semuanya applied dan tidak sebatas teori.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah sharing ilmu dan pengalamannya, moga menjadi berkah dan amal baik bagi kita semua.... Amin

Senin, 28 Juli 2008

Ketemu Teman Lama

Hari Sabtu kemarin saya ketemu teman yang sudah cukup lama tidak ketemu kira-kira 10 tahun, setelah berbasa-basi kami ngobrol masalah usaha yang kini digeluti. Dia sekarang sudah menjadi jutawan muda, ketika saya tanya tentang bisnisnya sekarang, dia bercerita telah memiliki 4 counter penjualan HP dan pulsa dengan rata-rata penjualan 400 transaksi per harinya (keuntungan 1000 rupiah per transaksi) atau setara dengan 12 juta perbulan (keuntungan bukan omset). Dia juga punya usaha swalayan dengan omset 6 juta perhari atau setara 180 juta per bulan, dengan asumsi keuntungan 10 persen, berarti dia mengantongi laba sebesar 18 juta per bulan dari toko swalayannya dan 12 juta dari counter pulsanya (=30 juta per bulan). Luar biasaaa.... untuk ukuran saya.
Bagaimana dengan saya ? Dengan tetap bersyukur kepada Allah, saya masih terima gaji sebagai karyawan, dan juga ada warung kelontong di rumah juga nyambi jualan selimut jepang yang juga lumayan hasilnya, walupun belum nyampe jutaan rupiah. Pertanyaannya kalo temen saya bisa kenapa saya nggak ? If you think you can, you can. Kata bang Roni "Take Inspired Action Miracle Happen, No Inspired Action Nothing Happen".

Optimalkan Potensi Anda

Saya punya seorang teman yang mempunyai semangat luar biasa menurut ukuran saya.
Dia termasuk anak orang berada, sekolah di SMA favorit dan kuliah di Fakultas Hukum Universitas swasta Favorit di Jogja. Lulus kuliah (Hukum) dia tidak melamar pekerjaan atau jadi lawyer tapi malah buka bengkel motor (nggak ada hubungannya dengan background sekolahnya), dan dia ikut terjun langsung sebagai montir selain 2 karyawannya. Bengkelnya cukup laris juga karena dia cukup pintar dalam berpromosi, ketika pertama kali buka dia memasang papan nama "Service Motor Gratis Cuci". Trik cukup sederhana memang, yang kadang hal tersebut tidak terlintas di benak bengkel yang lain, tetapi dengan trik tersebut cukup menarik banyak minat orang untuk langsung mencobanya. Trik kedua dia memasang beaya service yang lebih murah ketimbang yang lain, sehingga konsumen akan merasa dengan harga lebih murah tetapi mendapatkan pelayanan lebih. Setelah berjalan kurang lebih setahun kedua trik tersebut dihilangkan, service motor tidak lagi dengan gratis cuci, harga juga sudah sama dengan pesaingnya,  tetapi konsumen sudah cukup loyal dengan pelayanannya (termasuk saya). Apakah dia puas ? Belum.
Belum lama ini selain bengkel motor dia juga buka warung mie ayam, tebak dimana dia buka ? Betul anda tidak salah, tempatnya sama dengan dia buka bengkel motor. Jadi setiap dia selesai buka bengkel motor jam 4 sore, dia siap-siap untuk malamnya buka warung mie ayam (bengkelnya memang cukup bersih). Dan tebak lagi siapa yang jualan ? Yup anda benar lagi, dia sendiri yang jualan, dengan dibantu dua orang tukang cuci piring dan bikin minum. Untuk warung mie ayamnya dia juga punya trik dalam menghadapi persaingan, karena sepanjang jalan tersebut juga banyak orang berjualan mie ayam, dia membedakan jualannya dengan mengusung Mie Ayam Jakarta (yang memang cukup beda rasanya dengan mie ayam di sekitarnya), dan setiap saya lewat warung tersebut belum pernah sepi pembeli.
Menurut saya, teman saya tersebut telah berusaha dan mampu mengoptimalkan potensi yang dia miliki, terlepas dari background ijazah pendidikan yang dia miliki, ternyata dia mau melakukan hal-hal yang bagi sebagian orang dianggap remeh, tetapi justru menjadikan sebuah jalan untuk menuju sukses. Dan saya yakin banyak dari kita yang belum mengoptimalkan potensi yang sebenarnya kita miliki namun justru tidak kita sadari. Bagaimana dengan anda ? Sudah optimalkah potensi anda ?

Rabu, 23 Juli 2008

Shuang Guan Qi Xia

Pernah dengar kata-kata seperti pada judul ?
Barusan ikut ceramah langsung dari penemunya Shifu Yonathan Purnomo, cukup menarik dan tidak ada salahnya untuk dicoba.
Sedikit ulasan saja...SGQX merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk mencerdaskan otak baik otak kanan ataupun otak kiri.
Ilmu ini berakar dari kebudayaan China (kalo nggak salah) yang dipelajari oleh Shifu dan diajarkan pada masyarakat di Indonesia. Metodenya cukup sederhana dan menarik, dan langsung dapat dipraktekkan oleh siapa saja dengan permainan permainan yang mudah untuk diajarkan (walaupun perlu kerja cerdas untuk bisa melakukannya).
Shifu ini juga telah menerbitkan banyak buku yang cukup detail mengupas masalah kecerdasan otak, kecerdasan anak dan permainan2 yang membuat otak menjadi cerdas. Linknya dapat diliat di SGQX. Anda pingin mencoba belajar ?

Senin, 21 Juli 2008

Mimpi Sederhana

Saya punya impian yang cukup sederhana tentang penghasilan. Selain punya penghasilan setiap bulan (sebagai TDB) saya juga ingin punya penghasilan yang bisa didapat setiap hari dan setiap minggu (sebagai awalan impian). Meskipun masih dalam skala kecil namun mimpi tersebut sudah mulai terwujud, tinggal bagaimana saya dapat mengelola dan membesarkannya. Apabila impian saya tersebut sudah berhasil, saya juga punya impian untuk punya penghasilan di setiap menitnya atau tahunan. Bisa nggak ya? Bisa aja bila kitapercaya. Mimpilah dan serahkan lainnya pada Allah dan semesta.

Jumat, 18 Juli 2008

Just Sharing

Sekedar sharing aja, selaku TDB yang ingin menjadi TDA sangatlah sulit merubah mindset dan kebiasaan yang telah dilakukakan, setelah TDB selama 10 tahun merubah hal kecil aja menjadi hal yang cukup sulit contoh biasanya pulang kerja langsung tidur siang (kayak anak kecil bo') sekarang pulang kerja terus kerja lagii....but setelah dari kecil itu bisa berubah maka hal-hal lain yang lebih besar akan ikut berubah juga...artinya kalo kita ingin berubah, ubahlah dari hal-hal kecil, termasuk kebiasaan2 kita.

Rabu, 18 Juni 2008

Investasi

Tadi malam ngobrol sama istri, pingin buka usaha lagi, kali ini ingin punya rumah kontrakan.
Kebetulan ada sepetak tanah di Timoho dekat UIN Sunan Kalijaga yang punya prospek bagus untuk di bangun rumah terus dikontrakkan.
Tapi dana dari mana yah ? Utang bank yang untuk bangun rumah sekarang aja belum lunas...tapi
jangan nyerah when there is a will there is away....
Rencananya lima bulan dari sekarang keinginan itu bisa terwujud....insya allah
kita tunggu aja

Sabtu, 14 Juni 2008

Pay It Forward

Ini ada tulisan bagus saya kopi dari blognya Pak Jamil

Oleh: Jamil Azzaini

Pay It Forward adalah sebuah film drama Hollywood yang diproduksi pada tahun 2000. Film yang disutradarai oleh Mimi Leder itu mengisahkan tentang sebuah ide sederhana dari seorang anak kecil berusia 11 tahun, Trevor. Bocah kecil ini hidup bersama ibunya, Arlene, seorang pemabuk dan single parent.

Kisah film tersebut berawal pada saat seorang guru ilmu sosial di sekolah Trevor memberikan sebuah tugas. Sang guru, Mr. Simonet, meminta para murid memikirkan sebuah ide yang dapat mengubah dunia. Para murid juga diminta untuk mewujudkan idenya ke dalam tindakan nyata.

Pada saat itulah Trevor mencetuskan ide Pay It Forward atau bayar dimuka. Inti dari ide Trevor adalah ia hanya perlu menolong tiga orang. Pertolongan itu harus dalam bentuk yang nyata dan tidak bisa dilakukan oleh orang yang akan ditolong itu. Setiap orang yang telah ditolong harus menolong tiga orang lain, begitu seterusnya.

Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah seorang pemuda gembel pecandu narkoba bernama Jerry, Mr. Simonet yang masih hidup membujang, dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal bernama Adam

Trevor melihat bahwa Ibunya sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan ibunya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, Trevor juga mengatur rencana supaya ibunya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor, Mr Simonet yang memberinya tugas itu.

Ide Trevor mulai berjalan. Jerry dibantu oleh Trevor dengan cara membelikan baju, sepatu dan perlengkapan lain untuk modal bekerja serta meyadarkannya agar tidak terlibat narkoba. Uang itu diambil dari tabungan Trevor. Ketika Jerry berucap tarima casi kepada Trevor, maka Treveor hanya menjawab ‘Pay It Forward”.

Jerry kemudian membantu memperbaiki mobil Ibunya Trevor yang rusak tanpa diminta. Sang ibu melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang Ibu mengucapkan terima kasih, Trevor menjawab “Pay It Forward”

Ibu Trevor yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, dan dibalas dengan ucapan: “Pay It Forward

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar polisi untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika pemuda itu sudah aman, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek menjawab dengan kata-kata : “Pay It Forward”.

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, dan dijawab oleh pemuda itu dengan ucapan : “Pay It Forward”

Ayah si gadis kecil yang ternyata konglomerat terkesan dengan kebaikan si pemuda. Orang kaya itupun terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya mogok pada saat sedang meliput suatu acara. Saat si wartawan berterima kasih karena mendapat rezeki nomplok berupa mobil Jaguar, ayah si gadis menjawab: “Pay It Forward”

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah “Pay It Forward” tersebut. Naluri Jurnalistiknya mendorong dia menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan melindungi pemuda, Ibunya Trevor yang memaafkan nenek Trevor, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Dengan bantuan sang wartawan, Trevorpun muncul di televisi.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya, Adam, yang selalu diganggu oleh para berandalan. Selesai pemakaman Trevor, betapa terkejutnya sang ibu melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan kepada orang lain.

Menurut saya, walau Trevor meninggal dalam usia yang sangat muda. Itu jauh lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang meninggal namun tidak meninggalkan inspirasi apa-apa. Trevor memang pergi terlalu cepat namun ia telah mampu menginspirasi banyak orang dan mampu membuat perubahan yang berarti.

Dengan kondisi Indonesia yang sedang carut marut, angka kemiskinan yang meningkat, pengangguran yang tak pernah berkurang, orang-orang yang bingung memasukan anaknya untuk sekolah karena biaya yang melangit bahkan di beberapa daerah ada yang terkena busung lapar, Gerakan Pay It Forward menurut saya salah saru alternatif yang bisa ditawarkan.

Lakukan gerakan “Pay It Forward” dimulai dari Anda sekarang juga. Hasilnya? Biarkan puluhan ribu orang, karangan bunga, dan generasi berikutnya mengenang Anda ketika nanti saatnya tiba. Dan yang paling penting, Tuhan-pun bangga dengan Anda.

Salam Sukses Mulia

Rabu, 11 Juni 2008

Berani Malu

alhamdulillah, hari ini berhasil jualan selimut 3 lembar..
ini sebagai awal saya belajar bisnis dan nulis juga, btw saya jadi resseler selimut jepang dan dah berlangsung 1 bulan ini, lumayan lah sebagai tambahan penghasilan

Senin, 09 Juni 2008

tes

Nyoba posting nih, terlihat familiar dengan blog ini? Yup betul saya memang meniru blognya Bang RONI yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasi kepada saya